Postingan

Membaca dan Menulis Ibarat Memasak

Gambar
  Membaca dan Menulis Ibarat Memasak   Saya selalu teringat wejangan dari Prof. Ngainun Naim, ‘ketika ada ide, langsung ikat melalui tulisan. Entah kapan melanjutkan dan mengambangkan ide tersebut yang penting ikat dulu. Sebab, jika ide tidak diikat dalam tulisan, dia akan kabur dan hilang’, ini yang pertama. Kedua, ‘membaca itu ibarat ngemil. Dinikmati sedikit demi sedikit namun pasti akan habis’. Wejangan atau nasihat itu selalu terlintas di pikiran saya. Memang membuat pengembangan tulisan dari sebuah ide itu tidak mudah. Namun, ketika menulis itu tidak dilakukan, ya akan hilang begitu saja skill menulisnya. Ditambah dengan malas membaca, sudah tulisan itu nanti pasti kurang enak disantap. Jika boleh saya ibaratkan menulis itu adalah proses memasak, sedangkan membaca adalah cara kita meracik bumbu masakan. Sebuah tulisan yang renyah dan enak dibaca tidak bisa terlepas dari seberapa banyak buku bacaan yang sudah dibaca dan seberapa lama kebiasaan menulisnya dilakukan. S...

Sedikit Catatan; Menjadi Manusia Ruhani Ala Imam al Ghazali

Gambar
Turos Pustaka Penyampaian materi kali ini dilakukan oleh salah satu (yang saya anggap) sebagai filsufnya Indonesia di abad 20 ini. Banyak digandrungi oleh generasi muda karena pembawaan dan penyampaian materi yang kalem namun meresap. Dr. Fahruddin Faiz. Beliau mengaku sebagai seorang yang termasuk ke dalam kelompok ‘orang awam’ yang menurut Imam Ghazali, taraf ini adalah level dimana seseorang itu beriman hanya mengikuti orang lain yang dipercayainya, seperti contohnya ulama’. Namun, menurut saya beliau ini seperti materi yang disampaikannya tentang tingkatan manusia, beliau berada ditingkat ‘arifin’ bukan hanya ‘ahli kalam’ saja, melainkan ‘arifin’. Ketika ahli kalam adalah orang yang mampu mencari dasar-dasar/dalil-dalil dalam beriman, maka Arifin adalah orang yang mampu mencari dalilnya sekaligus mengalaminya sendiri atas segala peristiwa yang menambah keimanannya. Ketika Imam al Ghazali berada pada bagian sufi ‘abid, sufi yang mendekatkan diri kepada Tuhan melalui jalan syariat,...

Krentek Ati; Kisah Ziarah Wali RI

Gambar
               Bulan April lalu saya mudik ke tanah kelahiran di Jawa Timur, tepatnya kabupaten Tulungagung kota yang terkenal dengan 1001 warung kopinya, budaya nyethe nya dan kerajinan marmernya. Tujuan mudik kali ini bukan hanya untuk merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman, namun juga ada agenda lainnya yang akan dilakukan, salah satunya adalah melaksanakan walimatul usry. Ya, meskipun sudah terhitung satu tahun sejak pernikahan saya di Lampung (rumah istri), namun keinginan orang tua untuk membahagiakan dan menyiarkan kebagiaan mereka atas pernikahan putra pertamanya tetap ada. Matur nuwun sanget , ibu bapak. Saya paham akan kesunnahan untuk menyiarkan kabar gembira pernikahan seseorang ke khalayak dan keluarga besar. Untuk itu, saya yakin banyak keberkahan yang diperoleh kedua orang tua saya. Aamiin Aamiin Aamiin,              Agenda lainnya yang sudah sangat ingin saya lakukan semenjak ...

Syawal; Mulai dari Awal

 [Gambar mbah kyai Kholiq] Bulan Syawal tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya di 2022 kami merasakan lebaran pertama kali dengan status suami istri dan ini kali pertama saya berlebaran jauh dari orang tua. Tuntutan profesi menjadi salah satu alasan mengapa di tahun 2022 ini tidak ikut merayakan di kampung halaman seperti biasa. Namun, kali ini Syawal terasa indah dan sangat berbeda. Mulai dari mudik ke kampung halaman, silaturrahim ke saudara dan kolega hingga kerawuhan kyai sepuh Tulungagung di ndalem sederhana kami. Terasa luar biasa. Memang benar kata pujangga, "obat rindu itu adalah temu". Dari yang dulunya bertemu orang tua terasa biasa saja pada setiap harinya, sekarang terasa luar biasa karena menjadi moment-moment tertentu saja (haru-bahagia). Dulunya bertemu dengan dosen menjadi moment luar biasa karena menimba ilmu, sekarang menjadi sangat luar biasa. Kata para guru, letak jelasnya ilmu berada pada bersambungnya sanad ilmu antara murid dengan g...

Catatan

Gambar
Catatan. Dr. Darin Arif (Dosen dari penulis) Kanal Kajian Ngasik (Ngaji Asik) Celhs.kampusbengkalis Setiap saya mau mengisi suatu materi, entah itu perkuliahan atau acara apapun pasti mengalami "demam panggung", namanya juga belajaran (kata orang Jawa). Saya yakin semua orang juga pernah merasakan hal yang sama. Belajaran itu adalah seseorang yang masih pada tahap terus mencari ilmu, belum merasa puas akan ilmu yang telah dimiliki -ilmu = pengetahuan = maka dia merasa perlu terus untuk belajar. Karena memang pada hakikatnya sebagai manusia biasa, yang terbatas ilmu pengetahuannya, penulis dan kita semua, senantiasa perlu untuk belajar hingga akhir hayat tiba. Kita diperintahkan untuk belaja r اطلب العلم فريضةعلى كل مسلم "menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim" ااطلب العلم من المهدإلى الحد "Tuntutlah ilmu dari buaian (lahir) hingga liang lahat" Pada saat mengalami demam panggung, saya selalu teringat ibu saya, bagaimana beliau dengan tekunnya menca...