Syawal; Mulai dari Awal
[Gambar mbah kyai Kholiq]
Bulan Syawal tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya di 2022 kami merasakan lebaran pertama kali dengan status suami istri dan ini kali pertama saya berlebaran jauh dari orang tua. Tuntutan profesi menjadi salah satu alasan mengapa di tahun 2022 ini tidak ikut merayakan di kampung halaman seperti biasa.
Namun, kali ini Syawal terasa indah dan sangat berbeda. Mulai dari mudik ke kampung halaman, silaturrahim ke saudara dan kolega hingga kerawuhan kyai sepuh Tulungagung di ndalem sederhana kami. Terasa luar biasa. Memang benar kata pujangga, "obat rindu itu adalah temu". Dari yang dulunya bertemu orang tua terasa biasa saja pada setiap harinya, sekarang terasa luar biasa karena menjadi moment-moment tertentu saja (haru-bahagia).
Dulunya bertemu dengan dosen menjadi moment luar biasa karena menimba ilmu, sekarang menjadi sangat luar biasa. Kata para guru, letak jelasnya ilmu berada pada bersambungnya sanad ilmu antara murid dengan guru. Barokahnya ilmu terletak pada ridlo guru. Menjadwalkan waktu untuk sowan ke para guru, memberikan banyak ilmu baru. Sungguh benar sebuah riwayat yang mengatakan "Datangilah majelis ilmu maka engkau akan menemukan surga". Surga disini bukan dimaknai secara harfiah sebagai tempat di akhirat, bukan. Namun pemaknaannya sangat luas. Surga yang dimaksud disini bisa berarti bertambahnya wawasan, pengetahuan dimana dulunya tidak tahu menjadi tahu, bisa juga bertambahnya rejeki. Itu juga termasuk surga. Hakikatnya surga adalah balasan yang baik atas perbuatan seseorang karena budi pekertinya.
Syawal kali ini menjadi moment banyak mendapatkan do'a kebaikan. Hingga kerawuhan KH. Abdul Kholiq di ndalem sederhana kami.
Komentar
Posting Komentar