Postingan

KOMUNIKASI DAN DIALOG ANAK

Satu perspektif. Ini diskusi.. Anak merupakan titipan dari Tuhan untuk dua orang ibu bapaknya. Ia adalah rejeki yang harus dijaga. Selain itu, ia juga harus didik dengan akhlak yang baik agar bisa meneladani semua kebaikan orang tuanya (ibu bapak). Anak memang dilahirkan oleh ibu bapaknya, namun dia hanya titipan untuk melanjutkan turunannya. Apabila baik akhlak yang dicontohkan orang tua, maka besar pula kemungkinan baik akhlak anaknya. Saya sangat tidak setuju dengan cara mendidik anak dengan kekerasan baik fisik maupun verbal. Apapun itu, tidak setuju. Saya sangat meyakini bahwa anak yang didik dengan kekerasan juga bisa berfikir melawan. "Kenapa saya dibeginikan? Kenapa tidak begini dan begini? Saya hanya ingin diperhatikan dan dimengerti", anak mungkin bisa berfikir seperti itu. Yang kita perlu tahu adalah, bahwa mereka juga manusia. Diciptakan dengan bekal yang sama dengan orang tua yang dulunya juga anak-anak. Ada panca indera, ada akal, dan ada hati. Berbicara kepa...

Ini Pertanyaan, Bagaimana Suluk Literasi Para Ulama'?

Gambar
Sekali lagi, apa resep dari kemampuan para ulama' menuliskan ratusan kitab hingga bisa menjadi bahan rujukan sampai sekarang? Saya takjub! Buku Suluk Sunan Gunung Jati Ngrekso badan agar tidak kalah dengan kemalasan adalah suatu perjuangan melawan penjajahan. Seperti melawan Nedherland yang sudah menjajah Indonesia selama 3.5 abad, lama banget, berat banget. Salah satu kemalasan yang dimaksud adalah pada literasi. Kegiatan berliterasi seperti membaca dan menulis sejatinya penting dilakukan. "..salah satu mengikat ilmu adalah dengan mengulang-ulang dan menuliskannya". Seperti yang disebutkan Imam Ghazali, "Jika kau.. bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar.. maka menulislah.." karena memang kegiatan menulis bisa membuat pemikiran yang ada pada tulisan tersebut abadi. Akan dibaca berulang-ulang oleh generasi selanjutnya, juga bisa dikutip kembali.  Saya takjub apabila teringat para ulama' yang menuliskan ratusan kitab disela kepadatan kegiatannya. Kirany...

Negara Solutip/Mereka (individu-individu) Terdepan

Lanjutan.. Menjadi kembang desa, namun juga jadi perbincangan heboh tidak benar, Dian. Sudah bersusah payah bekerja, meniti karir di luar sana, namun tiada benar di mata tetangga. Menyedihkan. "Yo ora ngono, kan yo mesake bu lurah, je. Wes dewean, uripe ngunu kui.. kan yowes wayahe to desane adewe ki nduwe lurah sing satsetsatset ngunu lo!" "Piye lek Dian wae sing dadi lurah? Pasti dadi, bapak-bapak pasti setuju". Sahut Gotrek, laki-laki supir truk di film TILIK. Menjadi kembang desa, namun juga jadi perbincangan heboh tidak benar, Dian. Sudah bersusah payah bekerja, meniti karir di luar sana, namun tiada benar di mata tetangga. Menyedihkan. Jika dilihat kembali dari cerita para ibu-ibu itu, sosok yang disebut Dian ini adalah seorang perempuan pekerja keras. "Yo ora lo, yu. Kok aku ngenthengne bandane Dian ki yo ora. Tapi, opo iyo yen kerjo bener kui jektas wae iso tuku koyo ngunu kui?" Bu Tedjo. Sejak keluar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) diceritakan ia...

Negara Solutip Mereka (individu-individu) Terdepan

  Racavana film baru-baru ini memperoleh impact positif dari masyarakat Indonesia. Film garapannya "TILIK" yang diproduksi tahun 2018 lalu, kini sukses mewarnai timeline kolom tulisan hingga lini masa media sosial. Tunggu dulu, bukannya sudah mulai masuk ke dunia perchattingan juga? Itu lo, wassap. Beredarnya sticker karakter Bu Tedjo seakan mewarnai keseharian pengguna smartphone di negeri ini, khususnya Pulau Jawa. Nda bisa nda, nek ngeyel dicokot Bu Tedjo! Banyak dari generasi muda --tunggu, bukannya yang agak tua juga?-- menggunakan sticker karakter Bu Tedjo pada platform whatsapp. Beragam juga penggunaannya, fungsionable, seperti untuk menanggapi suatu hal/pernyataan/pertanyaan. Ada kalimat atau kata yang sering diucapkan oleh karakter Bu Tedjo ini. Contoh, misal seperti ini "Lha piye ta?" atau "Dadi wong ki mbok sing solutip", ada juga seper ini "FITNAH PIYE WONG AKEH SEKSINE". Banyak sekali yang menyoroti karakter Bu Tedjo ini, bahkan bany...

Dian adalah SugarBaby yang Solutip

Bulan Agustus tahun ini tidak seramai tahun-tahun kemarin. Tidak ada lomba maupun parade tahunan. Rasanya hampa. Anak-anak yang biasa terdengar teriakan menyemangati teman-temannya ketika lomba, sekarang nda ada. Nasib, kalian bisa berencana, namun apa daya 2020 "ehehee" membuyarkannya. Hanya saja Agustus tahun ini sedikit ada hiburan di lini masa. Mulai dari #DuniaManji&Pranoto, #IndonesiaButuhKerja, #InfluencerDapatDanaDariNegara, #KAMIuntukIndonesia hingga film lama yang naik papan tangga perfilman Indonesia. Masyarakat sedang heboh dan mengidolakan seorang perempuan paruhbaya di sebuah film pendek karya anak bangsa. Bukannya apa-apa, hanya saja karakter yang dibawakannya mengena dengan apa yang ada di masyarakat kita. Karakter yang uptodate, ceplas ceplos, tidak gentar terhadap siapapun. Tapi satu, ini kalau bukan rai gédhék ya memang thas thes wat wet. "Bayangke bu lurah wes urip dewe, kahanane ngunu kui. Desa kita iki lo wes wayahe butuh lurah sing sat set wat ...