Dian adalah SugarBaby yang Solutip
Bulan Agustus tahun ini tidak seramai tahun-tahun kemarin. Tidak ada lomba maupun parade tahunan. Rasanya hampa. Anak-anak yang biasa terdengar teriakan menyemangati teman-temannya ketika lomba, sekarang nda ada. Nasib, kalian bisa berencana, namun apa daya 2020 "ehehee" membuyarkannya. Hanya saja Agustus tahun ini sedikit ada hiburan di lini masa. Mulai dari #DuniaManji&Pranoto, #IndonesiaButuhKerja, #InfluencerDapatDanaDariNegara, #KAMIuntukIndonesia hingga film lama yang naik papan tangga perfilman Indonesia.
Masyarakat sedang heboh dan mengidolakan seorang perempuan paruhbaya di sebuah film pendek karya anak bangsa. Bukannya apa-apa, hanya saja karakter yang dibawakannya mengena dengan apa yang ada di masyarakat kita. Karakter yang uptodate, ceplas ceplos, tidak gentar terhadap siapapun. Tapi satu, ini kalau bukan rai gédhék ya memang thas thes wat wet. "Bayangke bu lurah wes urip dewe, kahanane ngunu kui. Desa kita iki lo wes wayahe butuh lurah sing sat set wat wet ngunu lo..!". Perbincangan dalam salah satu adengan di film "TILIK" produksi Racavana film, tahun 2018.
"Lha piye pomo sing dadi lurah kui Dian? Mesti akeh sing milih, bapak-bapak pasti pada milih" sahut Gotrek, bapak-bapak supir truk yang mengantarkan rombongan ibu-ibu itu. Jaan, solutip, Trek!
Karakter Dian yang menjadi topik perbincangan utama dalam film ini hanya beberapa kali muncul, itu pun di bagian akhir film. "Kayake aku wes nda kuat ngene terus. Kapan Andi nrimo bapake arep rabi meneh?" Sambil menyenderkan kepalanya di bahu bapak-bapak yang sudah setengah tua. Oo, ternyata apa yang diperbincangkan bu Tedjo itu benar. Dian adalah sugar baby. "Lagi keterimo kerjo, hp anyar, montor anyar, tas anyar. Ngunu kui nek kerjane gak genah.. eheh!" Cerocos bu Tedjo. "Bener, bu Tedjo. Nek menurutku, nek kerjone Dian kui bener, ora mungkin kayak ngunu" Yu Dar nyahut bagai kilat. Oalah, Dian!
Tapi, apa yang Dian lakukan itu ada solutip-solutipnya juga. Demi pemenuhan kehidupan, jadilah sugar babynya bapak-bapak. Jaan..
Bu Tedjo, selain berkomentar nananinu seperti itu, kira-kira sudah menyiapkan solusi yang solutip buat sugar baby Dian apa belum, yaa?
"Dadi uwong iki ya mbok sing solutip, ehehee.." (dalam bahasa Indonesia "Jadi orang itu yang solutif"). Seperti kata bu Tedjo ini, ehehee..
Aktual.solutip.
BalasHapusLeres, Prof. Dian merdeka.
HapusSugar baby itu apa ya.....???
BalasHapusSugarbaby merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut perempuan muda simpanan laki-laki atau bisa disebut wanita idaman lain (WIL), juga bisa pelakor.
HapusSekali lagi tentang solutip. Keren ini tulisannya.
BalasHapusTerima kasih, bu. Salam sungkem,
HapusDalam perbincangan akhir, Dian berbicara dengan Bapaknya Fikri. Bukan Andi. Nah, saya menangkap, kalau Ibu dan Bapaknya Fikri itu pisah karena ada orang ketiga, Dian. Mungkin dalam bahasa sarkastik, Dian ada sosok ideal dari isu-isu sosial sebelumnya tentang pelakor.
BalasHapusKetimpangan di Indonesia memang asyik untuk didiskusikan. Tidak perlu resmi, forum belanja ibu pagi-pagi di tukang sayur pun jadi.
Hapus